Rabu, 30 Januari 2013

Bidang akuntansi dan perpajakan memiliki keterkaitan yang sangat erat, namun disisi lain buku mengenai akuntansi perpajakan masih relatif jarang dijumpai. Padahal, untuk melakukan pelaporan pajak yang baik, sekadar memahami akutansi keuangan tidaklah memadai, karena banyak aturan perpajakan yang berbeda dari standar akuntansi keuangan yang berlaku.
Buku Akuntansi Perpajakan Edisi 1 ini disusun berdasarkan akun-akun utama dalam perusahaan yang didalamnya dibahas ketentuan perpajakan yang mempengaruhi pencatatan jurnal, buku besar, hingga pembuatan laporan keuangan, yang menjadi sumber utama perhitungan pajak penghasilan. Dengan demikian diharapkan pembaca mampu memahami proses pencatatan akuntansi yang baik dengan memerhatikan ketentuan perpajakan yang berlaku. Buku ini dapat digunakan sebagai buku teks mahasiswa program sarjana maupun pascasarjana, serta menjadi buku pegangan bagi mereka yang ingin memahami konsep akuntansi perpajakan.
Materi yang dibahas dalam buku ini mencakup :
BAB 1   Pendahuluan
BAB 2   Kas dan Setara Kas
BAB 3   Investasi Jangka Pendek
BAB 4   Piutang
BAB 5   Persediaan
BAB 6   Biaya Dibayar di Muka
BAB 7   Investasi Jangka Panjang
BAB 8   Aset Tetap
BAB 9   Aset Lain-lain
BAB 10 Kewajiban
BAB 11 Ekuitas
BAB 12 Pendapatan, Penghasilan, dan Penjualan
BAB 13 Harga Pokok Penjualan dan Beban Operasional
BAB 14 Rekonsiliasi (Koreksi) Fiskal
BAB 15 Akuntansi Pajak Penghasilan (PSAK 46)

MEMAHAMI TEORI AKUNTANSI DAN SIFAT DASAR AKUNTANSI BERBAGAI PANDANGAN

Juni 20, 2009

Oleh :
I Komang Elen Jniadi (06.33.121.060)
Kelas DU Fak. Ekonomi Unwar
Abstraksi : Artikel ini ini bertujuan untuk dapat memahami teori akuntansi secara umum yang dapat dipergunakan sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan oleh para pembaca atau masyarakat umum dimana fungsinya untuk memahami praktik akuntansi secara umum dan untuk mengarahkan pengembangan praktik dan presedur akuntansi yang baru. Lain hal nya dengan para akuntan yang memiliki pandangan berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam menguraikan teori-teori, dimana pandangan tersebut dapat dikelompokkan kedalam sifat dasar dari akuntansi tersebut dilihat dari berbagai pandangan.
Kata Kunci : teori akuntansi secara umum, riset akuntansi dan metode ilmiah, sifat dasar akuntansi dilihat dari berbagai pandangan.
A. PENDAHULUAN
Akuntansi seringkali dipandang sebagai disiplin yang kering, dingin, dan sangat analistis, dengan hasil yang sekaligus bisa dianggap benar atau salah. Meskipun demikian, konstruk atau gagasan akuntansi memiliki konsekwensi penting atas realitas social. Dilihat dari pandangan diatas Kondisi ekonomi sangat berdampak baik terhadap factor-faktor politis maupun terhadap teori akuntansi; factor-faktor politis pada gilirannya juga mempengaruhi teori akuntansi. Input bagi fungsi pembuatan kebijakan berasal dari tiga sumber utama, yaitu kondisi ekonomi, factor politis, dan teori akuntansi. Kondisi ekonomi merupakan setting yang melatarbelakangi pembuatan kebijakan dan praktik akuntansi. Istilah factor-faktor politis mengacu kepada pengaruh atas pembuatan kebijakan yang berasal dari pihak-pihak yang terkena dampak dari kebijakan yang bersangkutan, yang termasuk didalamnya adalah auditor , penyaji laporan keuangan, investor, asosiasi perdagangan dan industri, dan masyarakat umum. Teori akuntansi dikembangkan dan disempurnakan melalui proses riset akuntansi.
B. PEMBAHASAN
I. Teori Akuntansi
Definisi
a. Teori adalah sekumpulan gagasan (konsep), definisi, dan dalil yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena, dengan menjelaskan hubungan berbagai variable yang saling berkaitan untuk menjelaskan berbagai fenomena tersebut.
b. Akuntansi adalah:
i. Seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan, diukur dengan satuan uang, serta dilakukan intrepertasi atasnya”. (AICPA).
ii. Suatu aktivitas jasa yang menyediakan informasi kuantitatif dan bersifat keuangan yang bermanfaat untuk membuat keputusan-keputusan ekonomik.
c. Teori Akuntansi (Accounting Theory) adalah asumsi-asumsi dasar (basicassumptions), definisi-definisi (definitions), prinsip (principles), dan konsep-konsep (concepts) ang mendasari penyusunan peraturan atau ketentuan akuntansi (accounting rules) dan pelaporan keuangan (financial reporting) serta bagaimana asumsi-asumsi dasar, definisi-definisi, prinsip, dan konsep-konsep tersebut diperoleh.
d. Definisi ini hanya terkait dengan akuntansi keuangan (financial accounting) dan tidak berlaku untuk akuntansi manajemen dan akuntansi pemerintahan.
e. Secara luas pengertian teori akuntansi tersebut meliputi:
i. Pemilihan metode penilaian (valuation methods)
ii. Pengembangan Rerangka konseptual (conceptual framework) akuntansi sebagai landasan penyusunan aturan akuntansi.
iii. Penilaian kesesuaian rerangka konseptual akuntansi dan prinsip-prinsip lainnya yang menjadi pedoman dalam penyusunan aturan akuntansi.
iv. Penelaahan alasan perusahaan memilih metode akuntansi tertentu diantara alternative-alternativenya.
f. Teori akuntansi juga mencakup hipotesis dan teori yang didasarkan kepada metode penelitian dan analisis yang lebih formal seperti yang digunakan dalam disiplin lain. Metode formal yang dimaksud adalah metode riset yang diderivasi dari filsafat, matematika, dan statistika.
Dari beberapa penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa “teori akuntansi” tidak lepas dari praktik akuntansi karena tujuan utamanya adalah menjelaskan praktik akuntansi berjalan dan memberikan dasar bagi pengembangan praktik tersebut. Hubungan antara akuntansi dan praktik dapat dilihat pada gambar di bawah :
Kebijakan Akuntansi
Teori Akuntansi
Pertimbangan Nilai






Abstraksi Rekomendasi





Pemakai

Praktik Akuntansi
Laporan
Sumber Informasi Lain
Dari tampilan tersebut dapat dilihat bahwa peranan teori dalam akuntansi sangat berbeda dengan peranan teori yang digunakan dalam ilmu pasti, dimana dalam ilmu pasti, teori dikembangkan dari hasil observasi empiris.
Penyusunan dan Pembuktian Teori
a. Penyusunan teori:
1. Proses Evolusi yang berlangsung terus-menerus
2. Untuk menanggapi perubahan kondisi ekonomi dan social, teknologi baru, dan pemakaian laporan keuangan.
3. Untuk membenarkan atau mengganti praktik akuntansi logis dan empiris
b. Pembuktian teori:
1. Teori akuntansi tunduk pada pengujian yang bersifat logis dan empiris
2. Mampu menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi
Sifat dasar Teori Akuntansi
Menurut ES Hendrikson Teori akuntansi memiliki 2 sifat dasar yaitu Prinsip-prinsip yang menyajikan suatu kerangka acuan umum untuk menilai praktik akuntansi dan Prinsip-prinsip untuk mengarahkan pengembangan praktik dan prosedur akuntansi yang baru, sedangkan menurut MC Donald, teori harus memiliki 3 elemen yaitu :
a. Dapat disajikan secara symbol
b. Dapat digabungkan sesuai aturan
c. Dapat menerjemahkan fenomena yang ada
Metodologi Penyusunan Teori Akuntansi
a. Normatif : “Apa yang seharusnya”, untuk menilai sejumlah praktik akuntansi yang seharusnya dilakukan. Misalnya kas di debet, jika utang di kredit.
b. Deskriptif : “Apa yang terjadi”, untuk menilai sejumlah praktik akuntansi yang seharusnya dapat digunakan.(dilakukan dengan mencari).
Pendekatan dalam Penyusunan Teori Akuntansi
a. Non-Teoritis: (1) bersumber dari praktik akuntansi (2) bersifat otoriter untuk mencari solusi praktek akuntansi bagi pengambilan keputusan (3) kurang landasan teoritis
b. Teoritis : pendekatan dengan teoritis dapat dibagi menjadi 6 yaitu :
1. Deduktif : asumsi-asumsi dasar yang umum kemudian ditarik kesimpulan khusus
2. Induktif : pengamatan secara khusus kemudian ditarik suatu kesimpulan umum
3. Etis : konsep penyajian yang wajar (fairness), keadilan (justice) bagi semua pihak yang berkepentingan, dan pelaporan yang akurat tanpa kesalahan interpretasi , dan kebenaran (truth)
4. Sosiologis : memperhitungkan dampak yang terjadi akibat pemakaian teknik-teknik akuntansi
5. Ekonomis: kebijakan dan teknik akuntansi (1) menyajikan realitas ekonomi (2) mempertimbangkan konsekwensi ekonomi. (manfaat harus lebih besar daripada biaya)
6. Eklektik : penggabungan dari berbagai pendekatan.
II. Riset Akuntansi dan Metode Ilmiah
Telaah ilmiah merupakan penjelasan dalam memecahkan masalah yang dapat menyerupai teka-teki. Bagi para peneliti, teka-teki merupakan masalah yang dapat diselesaikan atau dapat dipecahkan meskipun dengan memberikan alasan. Dimana untuk keluar dari teke-teki tersebut peneliti biasanya memakai beberapa pemikiran diantaranya :
  1. Pemikiran Deduksi (Umum ke Khusus)
Dalam pemikiran deduksi ini metode yang digunakan adalah metode aksioma atau matematika. Atas dasar metode ini, perumusan teori diawali dari pemakaian asumsi dasar dan aturan-aturan yang akan digunakan untuk menarik kesimpulan yang logis dari masalah yang dianalisis. Kebenaran teori hanya diuji berdasarkan logika analitisnya(operasional matematika)
  1. Pemikiran Induksi (Khusus ke Umum)
Penalaran induksi dimulai dengan adanya observasi terhadap seprangkat penomena tertentu yang merupakan perwujudan dari sesuatu yang dapat memberikan gambaran umum dari suatu penomena.
III. Sifat Dasar akuntansi Dilihat dari Berbagai Pandangan
Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the American Institute of Certified Public Accountants) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut: Akutansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan menginterprestasian hasil proses tersebut.
Pada perkembangan saat ini, akuntansi didefinisikan dengan mengacu pada konsep informasi: Akutansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan diantara alternatif tindakan yang ada.
Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam menguraikan perbedaan teori-teori. Pandangan-pandangan tersebut adalah akuntansi sebagai bahasa, akuntansi sebagai catatan peristiwa yang lalu, akuntansi sebagai realitas ekonomi saat ini, akuntansi sebagai sistem informasi, akuntansi sebagai komoditas, dan akhirnya, akuntansi sebagai sebuah ideology.
Akuntansi sebagai sebuah ideology
Akuntansi telah dipandang sebagai fenomena ideologi sarana untuk mendukung dan melegitimasi tatanan sosial, ekonomi dan politik saat ini. Karl Marx menegaskan bahwa akuntansi melakukan suatu bentuk dan hubungan-hubungan sosial yang membentuk usaha produktif. Akuntansi juga dipandang sebagai mitos symbol, dan kegiatan ritual yang mengizinkan penciptaan suatu tatanan simbolis yang didalamnya agen-agen sosial dapat saling berinteraksi. Kedua persepsi tersebut juga mewujudkan dalam pandangan umum merupakan bahwa akuntansi juga instrument rasionalisasi ekonomi dan alat sistem kapitalisme.
Persepsi bahwa akuntansi merupakan sebuah instrument rasionalisasi ekonomi ditunjukkan dengan sangat baik oleh Weber, yang mendefinisikan tindakan rasionalisasi ekonomi sebagai “perluasan penghitungan kuntitatif atau akuntansi yang secara teknis dapat dilakukan dan secara nyata dapat diaplikasikan.” Hal yang sama ditekankan pula oleh Heilbroner yang menyatakan bahwa:
Praktik yang kapitalis mengubah satuan uang ke dalam satuan alat penghitung cost-profit yang rasional, dimana karya besarnya adalah pembukuan berpasangan yang terutama merupakan produk evolusi rasionalisasi ekonomi, perhitungan cost-profit, sebagai reaksi terhadap rasionalisasi tersebut, dengan merealiasikan dan mendefinisikan dan secara numeric, praktik ini sangat mendukung logika perusahaan.
Akutansi Sebagai Sebuah Bahasa
Akutansi telah dipandang sebagai bahasa bisnis. Akuntansi merupakan suatu cara pengkomunikasian informasi tetnang bisnis. Apa yang membuat akuntansi menjadi sebuah bahasa ? untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat kesejahteraan potensial antara akuntansi dan bahasa. Hawes mendefinisikan bahasa sebagai berikut:
Simbol-simbol manusia bukan merupakan tanda-tanda yang disusun secara acak, yang mengarahkan pada konseptualisasi rujukan yang bersifat tertutup dan rahasia. Sebaliknya, symbol-simbol manusia disusun secara yang sistematis dan berpola dengan aturan-aturan khusus yang mengarahkan penggunaannya. Susunan symbol ini disebut bahasa, dan aturan yang mempengaruhi pola dan penggunaan symbol tersebut dinyatakan sebagai tata bahasa.
Jadi, pengakuan akutansi sebagai bahasa yang didasarkan pada identifikasi adanya dua komponen tersebut, sebagai dua tingkatan akutansi. Penjelasannya sebagai berikut:
1. Simbol-simbol atau karakteristik leksikal suatu bahasa adalah unit-unit yang mengandung arti atau kata-kata yang dapat diidentifikasi dalam setiap bahasa.
2. Tata bahasa suatu bahasa mengacu pada susunan sintaksis yang terdapat dalam setiap bahasa. Dalam akuntansi, tata bahasa merujuk pada serangkaian prosedur umum yang digunakan dan diikuti dalam penyusunan seluruh data keuangan untuk keperluan bisnis. Jadi menetapkan hubungan antara tata bahasa dengan aturan akuntansi dalam pernyataan berikut ini:
Penyandang gelar CPA (pakar dalam bidang akuntansi) mengesahkan ketetapan penerapan aturan akuntansi sama seperti seorang pembicara suatu bahasa mengesahkan ketetapan tata bahasa suatu kalimat. Aturan akuntansi memformalisasikan struktur yang melekat pada suatu bahasa alamiah.
Akutansi Sebagai Catatan Peristiwa yang Lalu
Umumnya akutansi dipandang sebuah cara penyajian sejarah perusahaan dan transaksi yang dilakukannya dengan pihak lain. Konsep pertanggung jawaban pada dasarnya merupakan ciri hubungan principal (pemilik) dengan agen (manajer). Pengukuran konsep pertanggung jawaban telah dikembangkan dari waktu ke waktu. Bimberg membedakannya dalam empat periode:
1. Periode pure custodial
2. Periode traditional custodial
3. Periode aset-utilization
4. Periode open-ended
Dua periode pertama mengacu pada kepentingan agen untuk mengembalikan sumber-sumber daya secara lengkap kepada principal dengan menetapkan tugas-tugas minimal dalam melaksanakan fungsi pemeliharaan (custodial). Periode ke tiga mengacu pada kepentingan agen untuk menetapkan inisiatif pemakaian aset secara mendalam agar sesuai dengan rencana yang telah disepakati.
Terakhir, periode open-ended berbeda dengan periode aset-utilization dalam hal penetapan pemanfaatan aset yang lebih fleksibel dan memungkinkan agen untuk merencanakan aliran pemanfaatan aset. Bimberg menguraikan konsep terakhir tersebut dalam uraian sebagai berikut:
Konsep ini tidak menyangkut petunjuk awal, namun juga memastikan kapan batas waktu sejumlah petunjuk harus diubah. Sama halnya dengan pengendalian strategis, fungsi pertanggung jawaban mensyaratkan adanya asumsi tingkat pertanggungjawaban yang signifikan, yang harus dimiliki oleh manajer. Tekanan kerja mungkin disebabkan oleh adanya kesenjangan struktur dan adanya ketidakpastian dengan jumlah yang signifikan. Petunjuk-petunjuk ini yang mungkin menyebabkan sistem pelaporan pada pemilik perusahaan akan menemui hambatan dalam komunikasi. Di satu sisi adanya kebutuhan pelaporan secara terperinci, disisi lain adanya resiko pelaporan yang terlalu banyak dan kompleks.
Akutansi Sebagai Realitas Ekonomi Saat ini
Akutansi juga dipandang sebagai cara untuk menggambarkan realitas ekonomi saat ini. Argumen utama yang mendukung pandangan ini adalah bahwa baik neraca maupun laporan laba-rugi seharusnya didasarkan pada taksiran yang menggambarkan realitas ekonomi saat ini daripada kos histories.
Tujuan utama dari pandangan akuntansi ini adalah penetapan pendapatan sesungguhnya (true income), suatu konsep yang menunjukkan perubahan kesejahteraan perusahaan dari suatu periode ke periode selanjutnya.
Akuntansi Sebagai Suatu Sistem Informasi
Akutansi selalu dipandang sebagai suatu sistem informasi. Pandangan ini mengasumsikan akutansi sebagai suatu proses yang menghubungkan sumber informasi atau transmitter (biasanya akuntan), saluran komunikasi, dan sekumpulan penerima (pengguna eksternal). Dengan menggunakan istilah dalam proses komunikasi, akuntansi dapat didefinisikan sebagai “proses menyendikan sejumlah observasi ke dalam bahasa sistem akuntansi, memanimpulasi sinyal sistem pelaporan, dan mengawasandikan (decoding) serta mentransmisikan hasilnya.” Pandangan tentang akuntansi ini memberikan manfaat yang penting baik secara konseptual maupun secara empiris. Pertama, pandangan ini mengasumsikan bahwa sistem akuntansi merupakan satu-satunya sistem pengukuran formal dalam organisasi. Kedua, pandangan ini memunculkan kemungkinan disain sistem akuntansi yang optimal, yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat (bagi pengguna). Perilaku pengirim (sender) merupakan hal yang penting baik dalam reaksi terhadap informasi yang disajikan maupun dalam pemanfaatan informasi yang dibuat. Kedua perilaku ini merupakan subjek penelitian empiris dalam bidang akuntansi keperilakuan.
C. KESIMPULAN
Dari apa yang telah dapat di jelaskan dalam artikel diatas dapat dilihat bahwa teori akuntansi tidak lepas dari praktik akuntansi karena tujuan utamanya adalah menjelaskan praktik akuntansi berjalan dan memberikan dasar bagi pengembangan praktik tersebut. Dilihat dari sifat dasarnya akuntansi memiliki 2 sifat dasar yaitu Prinsip-prinsip yang menyajikan suatu kerangka acuan umum untuk menilai praktik akuntansi dan Prinsip-prinsip untuk mengarahkan pengembangan praktik dan prosedur akuntansi yang baru. Bukan itu saja dimana sifat dasar akuntansi juga dapat dilihat dari berbagai pandangan, Pandangan-pandangan tersebut adalah akuntansi sebagai bahasa, akuntansi sebagai catatan peristiwa yang lalu, akuntansi sebagai realitas ekonomi saat ini, akuntansi sebagai sistem informasi, akuntansi sebagai komoditas, dan akhirnya, akuntansi sebagai sebuah ideology. Dengan pembahasan artikel ini diharapkan pemahaman terhadap teori akuntansi dan sifat dasar akuntansi dari berbagai pandangan dapat lebih mendalam dan informasi yang diperoleh dari artikel ini dapat menjadi suatu dasar atau pedoman dalam pembahasan mengenai topic atau judul yang sama untuk selanjutnya.
Daftar Pustaka
- Arfan ikhsan, dan Herkulanus Bambang Suprasto. 2008. Teori Akuntansi & Riset
Multiparadigma, Penerbit: Graha Ilmu,Yogyakarta.

Tinggalkan Balasan

Ikuti

Get every new post delivered to your Inbox.

Bidang akuntansi dan perpajakan memiliki keterkaitan yang sangat erat, namun disisi lain buku mengenai akuntansi perpajakan masih relatif jarang dijumpai. Padahal, untuk melakukan pelaporan pajak yang baik, sekadar memahami akutansi keuangan tidaklah memadai, karena banyak aturan perpajakan yang berbeda dari standar akuntansi keuangan yang berlaku.
Buku Akuntansi Perpajakan Edisi 1 ini disusun berdasarkan akun-akun utama dalam perusahaan yang didalamnya dibahas ketentuan perpajakan yang mempengaruhi pencatatan jurnal, buku besar, hingga pembuatan laporan keuangan, yang menjadi sumber utama perhitungan pajak penghasilan. Dengan demikian diharapkan pembaca mampu memahami proses pencatatan akuntansi yang baik dengan memerhatikan ketentuan perpajakan yang berlaku. Buku ini dapat digunakan sebagai buku teks mahasiswa program sarjana maupun pascasarjana, serta menjadi buku pegangan bagi mereka yang ingin memahami konsep akuntansi perpajakan.
Materi yang dibahas dalam buku ini mencakup :
BAB 1   Pendahuluan
BAB 2   Kas dan Setara Kas
BAB 3   Investasi Jangka Pendek
BAB 4   Piutang
BAB 5   Persediaan
BAB 6   Biaya Dibayar di Muka
BAB 7   Investasi Jangka Panjang
BAB 8   Aset Tetap
BAB 9   Aset Lain-lain
BAB 10 Kewajiban
BAB 11 Ekuitas
BAB 12 Pendapatan, Penghasilan, dan Penjualan
BAB 13 Harga Pokok Penjualan dan Beban Operasional
BAB 14 Rekonsiliasi (Koreksi) Fiskal
BAB 15 Akuntansi Pajak Penghasilan (PSAK 46)

Rabu, 16 Januari 2013

RANGKUMAN AKUNTANSI PERBANKAN

DEFINISI AKUNTANSI
Akuntansi Perbankan
Akuntansi diartikan sebagai seni pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran dengan cara yang sepatutnya dan dalam satuan uang atas transaksi dan kejadian yang setidak-tidaknya sebagian mempunyai sifat keuangan serta penginterpretasian hasil dari pencatatan tersebut.
Aplikasi
Akuntansi Perbankan
TUJUAN LAPORAN BANK
Tujuan adanya laporan Keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang dapat :
• dipercaya mengenai posisi keuangan perusahaan
• dipercaya mengenai hasil usaha perusahaan selama periode akuntansi tertentu.
• membantu pihak yang berkepentingan untuk menilai atau meng-interpretasikan kondisi dan potensi perusahan disesuaikan dengan kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan yang bersangkutan.
Bentuk laporan yang dihasilkan dalam perusahaan termasuk bank terdiri :
1. Laporan Neraca,
2. Laporan perhitungan laba rugi
3. Laporan perubahan posisi keuangan
Bagi bank ada laporan tambahan untuk menyimpan data yang belum mempengaruhi Neraca, namun sudah harus di perhitungkan oleh pihak Bank, yaitu:
Laporan Rekening Administrasi.
AKTIVA / ASSET
Yaitu alokasi atau penggunaan dana (use of Fund)
• Monetary Assets,
Yaitu uang tunai, surat berharga, tagihan-tagihan
• Non Monetary Asset
Yaitu gedung (fixed Asset), inventaris kantor
PASIVA
Yaitu Sumber dana
•Volatile liability,
yaitu sewaktu-waktu di tagih
Giro, Tabungan, Deposito Jatuh tempo
•Non Volatile liability,
Yaitu Deposito belum Jatuh tempo, Modal Akuntansi Perbankan
PRINSIP PENJURNALAN LAPORAN LABA RUGI PENDAPATAN
( + ) Kredit
( – ) Debet
BIAYA
( – ) Debet
( + ) Kredit
PERSAMAAN AKUNTANSI PERBANKAN :
AKTIVA = PASIVA
HARTA = KEWAJIBAN + MODAL
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
PENGKREDITAN DALAM AKUNTANSI PERBANKAN
Pengkreditan:
    • Kredit diakui pada saat pencairannya sebesar pokok kredit. Kredit dalam rangka pembiayaan bersama diakui sebesar pokok kredit yang merupakan porsi tagihan bank yang bersangkutan
    • Kredit yang diberikan dengan perjanjian sindikasi ataupun penerusan kredit diakui sebesar porsi kredit yang resikonya ditanggung bank
    • Penyisihan kerugian kredit dibentuk sebesarr estimasi kerugian kredit yang tidak dapat ditagih sesuai dengan mata uang denominasi yang diberikan
    • Pendapatan bunga diakui secara akrual kecuali pendapatan bunga dari kredit dan aktiva produkstif lain yang nonperforming. Pendapatan bunga dari kredit dan aktiva produktif lain yang non performing diakui pada saat pendapatan tersebut diterima
    • Pada saat kredit diklasifikasikan sebagai non performing, bunga yang telah diakui tetapi belum ditagih harus dibatalkan
    • Beban bunga diakui secara akrual
    • Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurangan pokok kredit. Kelebihan penerimaan dari pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga
    • Pendapatan selain bunga yang berkaitan dengan jangka waktu diakui selama jangka waktu tersebut
    • Apabila kredit atau komitmen kredit diselesaikan sebelum jangka waktunya maka sisa pendapatan dan beban diakui pada saat penyelesaian kredit atau komitmen tersebut
    • Pengakuan pendapatan atas tagihan bunga yang dijadikan pokok kredit dalam reangka restrukturisasi dialkukan sesuai dengan PSAK 54: Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah
    • Pengalihan kredit menjadi penyertaan diakui sebesar nilai wajar dari saham yang diterima
    • Penyertaan yang berasal dari restrukturisasi kredit merupakan penyertaan sementara sehingga ndinilai dengan metode biaya tanpa memeprhatikan besarnya kepemilikan. Bila terdapat penurunan permanen tersbut. Penyertaan ini disajikan terpisah dari penyertaan lain dan tidak perlu dilakukan konsolidais laporan keuangan karena sifat penyertaannya sementara
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
RESTRUKSURI KREDIT DALAM AKUNTANSI PERBANKAN
    • Agunan kredit yang diambil alih diakui sebesar nilai bersih yang dapat direliasasikan.
    • Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dan hasil jual diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan
    • Penerimaan kredit yang telah dihapusbukukan diakui sebagai penyesuaian terhadap penyyisihan kerugian kredit sebesar bnilai pokok. Jika penerimaan tersbut melebihi nilai pokoknya maka kelebihan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
TRANSAKSI EFEK DALAM AKUNTANSI PERBANKAN
    • Bank mengklasifikasikan efek pada saat perolehan dalam:
        • Dimiliki hingga jatuh tempo
        • Diperdagangkan
        • Tersedia untuk dijual
    • Efek yang dibeli dengan jnaji dijual kembali merupkana jaminan transaksi kredit dan diakui sebagai tagihan repo sebesar harga jual kembali efek yang bersangkutan dikurangi pendapatan bunga yang belum dihasilkan. Selisih antara harga beli dan harga jual diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang belum dihasilkan dan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu sejak efek dibeli hingg dijual kembali
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
RESTRUKSURI KREDIT DALAM AKUNTANSI PERBANKAN
    • Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali diakui sebagai kewajiban sebesar harga pembelian yang disepakati oleh bank dan nasabah dikurangi beban bunga yang belumdireliasisasikan. Selisih antara harga jual dan harga beli diperlakukan sebagai beban dibayar dimuka dan diakui sebagai bebandibayar dimuka dan diakui sebagai beban bunga sesuai dengan jangka waktu sejak efek dijual hingga dibeli kembali
    • Instrumen derivatif diakui dalam neraca sebagai aktiva dan kewajibanberdasarkan hak/kewajiban menurut perjanjian. Seluruh instrumen derivatif harus disajikan dengan nilai wajar

    • Nilai wajar diestimasi berdasarkan harga pasar, model penentuan harga atau harga pasar instrumen lain yang memiliki karakteristik serupa
    • Laba atau rugi transaksi valuta asingyang disebabkan oleh perubahan harga pasar derivatif diakui sebagai pendapatan atau beban pada periode terjadinya
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
PEMBIAYAAN L/C Ekspor AKUNTANSI PERBANKAN
    • Pada saat menerima L/c dari bank penerbit, bank mengadministrasikan L/C yang diterima dan transaksi tersbut belum merupakan komitmen dan kontijensi
    • Pada saat L/C dibayar oleh bank pembayar kepada penerima sebesar nilai L/C atau nilai reliasasinay, bank pembayar mengakui sebagai tagihan kepada bank penerbit sebesar nilai yang sama
TRANSAKSI PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT
Produk disimpan sebagai berikut:
    • Giro dinilai sebesar kewajiban bank kepada pemegang biro
    • Tabungan dinilai sebesar jumlah kewajiban bank kepada pemilik tabungan
    • Deposito dinilai sebesar jumlah pokok deposito yang tercantum dalam perjanjian antar pemilik bank dan pemegang deposito berjangka
    • Sertifikat deposito dinilai sebesar nilai nominal dikurangi saldo bunga dibayar dimuka dan diamortisasi selama jangka waktu sertifikat deposito.  Cukup sekian penjelasan-nya Terima kasih.

AKUNTANSI BIAYA

Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan, dan analisa terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa. Biaya didefinisikan sebagai waktu dan sumber daya yang dibutuhkan dan menurut konvensi diukur dengan satuan mata uang. Penggunaan kata beban adalah pada saat biaya sudah habis terpakai. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya menurut beberapa pakar:
1. Menurut Schaum
Pengertian dari Akuntansi biaya: adalah suatu prosedur untuk mencatat dan melaporkan hasil pengukuran dari biaya pembuatan barang atau jasa. Fungsi utama dari Akuntansi Biaya: Melakukan akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan pendapatan.
1. Menurut Carter dan Usry
Pengertian dari Akuntansi Biaya: Penghitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikkan kualitas dan efisiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin maupun strategis.
Pendekatan akuntansi biaya
Ada tiga pendekatan yang biasa dilakukan untuk akuntansi biaya, yaitu biaya standar (standard costing), biaya berdasarkan kegiatan (activity-based costing), dan biaya berdasarkan hasil (throughput accounting).
Revolusi dalam akuntansi biaya
Akuntansi biaya telah mengalami perubahan yang dramatis, dimana perkembangan sistem komputer hampir menghapuskan pembukuan secara manual. Akuntansi biaya kini telah menjadi kebutuhan nyata dalam semua organisasi termasuk bank, organisasi profesional, serta lembaga pemerintah. Dewasa ini telah banyak perusahaan yang memasang metode pabrikasi produk, perdagangan produk, atau pemberian jasa dengan bantuan komputer. Adanya teknologi ini telah sangat memberikan dampak terhadap akuntansi biaya.
Pengajaran dalam akuntansi biaya
Banyak bahan pelajaran yang diajarkan dalam akuntansi biaya, dimana kesemuanya selalu berkaitan dengan biaya-biaya yang mungkin timbul dalam proses produksi. Pembelajaran yang dilakukan dalam akuntansi biaya antara lain mengenai penentuan harga pokok produk: bersama dan sampingan, harga pokok proses, pembiayaan: biaya variabel dan biaya tetap, biaya overhead pabrik, departementalasi biaya overhead, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja: langsung dan tidak langsung, pengendalian biaya, serta analisis biaya pemasaran.
Manfaat akuntansi biaya
Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat bagi manajemen untuk memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Manfaat biaya adalah menyediakan salah satu informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaannya, yaitu untuk perencanaan dan pengendalian laba; penentuan harga pokok produk dan jasa; serta bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.
Keterbatasan dalam sistem akuntansi biaya
Dalam akuntansi biaya juga terdapat beberapa kekurangan yang menyertainya, terutama dalam sistem akuntansi biaya yang telah ketinggalan zaman. Gejala-gejala dari sistem biaya yang ketinggalan zaman diantaranya ialah hasil dari penawaran sulit dijelaskan, harga pesaing nampak lebih rendah sehingga kelihatan tidak masuk akal, produk-produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang tinggi, manajer operasional berkeinginan menghentikan produk-produk yang kelihatan menguntungkan, marjin laba sulit dijelaskan, pelanggan tidak mengeluh atas biaya naiknya harga, departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu hanya untuk memberi data biaya bagi proyek khusus, dan biaya produk berubah karena adanya perubahan peratauran pelaporan

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang dan Jasa



Secara umum pengertian siklus akuntansi adalah proses penyediaan informasi keuangan yang meliputi tahap pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan tahap penyusunan laporan keuangan berdasarkan tahapan-tahapan penyusunan laporan keuangan. Laporan keungan adalah sebuah bentuk penyampaian informasi keuangan kepada pemakai informasi dalam bentuk debit dan kredit agar mudah dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan.

Siklus Akuntansi

Dalam ilmu akuntansi, secara garis besar siklus akuntansi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Siklus akuntansi perusahaan jasa dan siklus akuntansi perusahaan dagang. Terdapat perbedaan cukup signifikan antara kedua siklus akuntansi tersebut. Untuk memahami lebih lanjut tentang perbedaan bentuk siklus akuntansi perusahaan dagang dengan siklus akuntansi perusahaan jasa, dapat dilihat pada informasi berikut:

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Secara umum bentuk siklus akuntansi perusahaan jasa meliputi:
  1. Pembuatan bukti transaksi
  2. Membuat jurnal/buku harian atas transaksi yang terjadi sesuai berdasarkan tanggal transaksi
  3. Pemindahbukuan dari jurnal ke buku besar (pembuatan buku besar)
  4. Membuat ayat jurnal penyesuaian
  5. Pembuatan kertas kerja
  6. Menyusun laporan keungan
  7. Membuat jurnal penutup
  8. Penutupan buku besar
  9. Neraca sisa/saldo setelah penutupan
  10. Membuat jurnal pembalik

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang

Secara umum bentuk siklus akuntansi perusahaan dagang adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pencatatan
    1.1 Transaksi/Bukti transaksi
    1.2 Mencatat transaksi ke dalam:
          - Jurnal Umum
          - Jurnal Khusus
             1. Jurnal penerimaan kas
             2. Jurnal pengeluaran kas
             3. Jurnal pembelian
             4. Jurnal Penjualan
          - Buku Besar Pembantu
             1. Piutang usaha
             2. Hutang usaha
             3. Persediaan
    1.3 Pemindahbukuan ke Buku Besar

2. Tahap Pengiktisaran
    2.1 Membuat Neraca Sisa
    2.2 Membuat Jurnal Penyesuaian
    2.3 Membuat Kertas Kerja

3. Tahap Pelaporan
    3.1 Perhitungan rugi laba
    3.2 Perubahan ekuitas
    3.3 Neraca

    2.4 Jurnal penutup
    2.4 Menutup buku besar
    2.6 Neraca saldo setelah penutupan
    2.7 Jurnal Pembalik

Setelah mengetahui perbedaan siklus akuntansi perusahaan barang dan siklus akuntansi perusahaan jasa, ketahui pula beberapa pengertian akuntansi dari beberapa ahli yang menjadi rujukan defenisi akuntansi internasional

Rabu, 09 Januari 2013

Perusahaan jasa

Untuk membuat Laporan Keuangan, khususnya perusahaan jasa terdapat delapan langkah, yang dikenal dengan Siklus Akuntansi. kedelapan langkah tersebut adalah:
  1. Transaksi keuangan
  2. Mencatat segala transaksi keuangan, berdasarkan bukti asli transaksi, dalam satu periode akuntansi
  3. Membuat Jurnal Umum berdasarkan catatan no.2
  4. Membuat Buku Besar
  5. Membuat Jurnal Penyesuaian
  6. Membuat Laporan Keuangan: Laporan Laba rugi, Neraca, dan Leporan Perubahan Modal
  7. Membuat Jurnal Penutup
  8. Membuat Neraca Saldo setelah penutupan
siklus-akuntansi
(more…)