Oleh :
I Komang Elen Jniadi (06.33.121.060)
Kelas DU Fak. Ekonomi Unwar
Abstraksi : Artikel ini ini bertujuan untuk dapat memahami teori akuntansi secara umum yang dapat dipergunakan sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan oleh
para pembaca atau masyarakat umum dimana fungsinya untuk memahami
praktik akuntansi secara umum dan untuk mengarahkan pengembangan praktik
dan presedur akuntansi yang baru. Lain hal nya dengan para akuntan yang
memiliki pandangan berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam
menguraikan teori-teori, dimana pandangan tersebut dapat dikelompokkan
kedalam sifat dasar dari akuntansi tersebut dilihat dari berbagai
pandangan.
Kata Kunci : teori akuntansi secara umum, riset akuntansi dan metode ilmiah, sifat dasar akuntansi dilihat dari berbagai pandangan.
A. PENDAHULUAN
Akuntansi
seringkali dipandang sebagai disiplin yang kering, dingin, dan sangat
analistis, dengan hasil yang sekaligus bisa dianggap benar atau salah.
Meskipun demikian, konstruk atau gagasan akuntansi memiliki konsekwensi
penting atas realitas social. Dilihat dari pandangan
diatas Kondisi ekonomi sangat berdampak baik terhadap factor-faktor
politis maupun terhadap teori akuntansi; factor-faktor politis pada
gilirannya juga mempengaruhi teori akuntansi. Input bagi fungsi
pembuatan kebijakan berasal dari tiga sumber utama, yaitu kondisi
ekonomi, factor politis, dan teori akuntansi. Kondisi ekonomi merupakan
setting yang melatarbelakangi pembuatan kebijakan dan praktik
akuntansi. Istilah factor-faktor politis mengacu kepada pengaruh atas
pembuatan kebijakan yang berasal dari pihak-pihak yang terkena dampak
dari kebijakan yang bersangkutan, yang termasuk didalamnya adalah
auditor , penyaji laporan keuangan, investor, asosiasi perdagangan dan
industri, dan masyarakat umum. Teori akuntansi dikembangkan dan disempurnakan melalui proses riset akuntansi.
B. PEMBAHASAN
I. Teori Akuntansi
Definisi
a. Teori
adalah sekumpulan gagasan (konsep), definisi, dan dalil yang menyajikan
suatu pandangan sistematis tentang fenomena, dengan menjelaskan
hubungan berbagai variable yang saling berkaitan untuk menjelaskan
berbagai fenomena tersebut.
b. Akuntansi adalah:
i.
Seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan
kejadian yang bersifat keuangan, diukur dengan satuan uang, serta
dilakukan intrepertasi atasnya”. (AICPA).
ii. Suatu aktivitas jasa yang menyediakan informasi kuantitatif dan bersifat keuangan yang bermanfaat untuk membuat keputusan-keputusan ekonomik.
c. Teori Akuntansi (Accounting Theory) adalah asumsi-asumsi dasar (basicassumptions), definisi-definisi (definitions), prinsip (principles), dan konsep-konsep (concepts) ang mendasari penyusunan peraturan atau ketentuan akuntansi (accounting rules) dan pelaporan keuangan (financial reporting) serta bagaimana asumsi-asumsi dasar, definisi-definisi, prinsip, dan konsep-konsep tersebut diperoleh.
d. Definisi ini hanya terkait dengan akuntansi keuangan (financial accounting) dan tidak berlaku untuk akuntansi manajemen dan akuntansi pemerintahan.
e. Secara luas pengertian teori akuntansi tersebut meliputi:
i. Pemilihan metode penilaian (valuation methods)
ii. Pengembangan Rerangka konseptual (conceptual framework) akuntansi sebagai landasan penyusunan aturan akuntansi.
iii. Penilaian kesesuaian rerangka konseptual akuntansi dan prinsip-prinsip lainnya yang menjadi pedoman dalam penyusunan aturan akuntansi.
iv. Penelaahan alasan perusahaan memilih metode akuntansi tertentu diantara alternative-alternativenya.
f. Teori
akuntansi juga mencakup hipotesis dan teori yang didasarkan kepada
metode penelitian dan analisis yang lebih formal seperti yang digunakan
dalam disiplin lain. Metode formal yang dimaksud adalah metode riset yang diderivasi dari filsafat, matematika, dan statistika.
Dari
beberapa penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa “teori akuntansi” tidak
lepas dari praktik akuntansi karena tujuan utamanya adalah menjelaskan
praktik akuntansi berjalan dan memberikan dasar bagi pengembangan
praktik tersebut. Hubungan antara akuntansi dan praktik dapat dilihat
pada gambar di bawah :
Pertimbangan Nilai
Abstraksi Rekomendasi
Laporan
Sumber Informasi Lain
Dari
tampilan tersebut dapat dilihat bahwa peranan teori dalam akuntansi
sangat berbeda dengan peranan teori yang digunakan dalam ilmu pasti,
dimana dalam ilmu pasti, teori dikembangkan dari hasil observasi
empiris.
Penyusunan dan Pembuktian Teori
a. Penyusunan teori:
1. Proses Evolusi yang berlangsung terus-menerus
2. Untuk menanggapi perubahan kondisi ekonomi dan social, teknologi baru, dan pemakaian laporan keuangan.
3. Untuk membenarkan atau mengganti praktik akuntansi logis dan empiris
b. Pembuktian teori:
1. Teori akuntansi tunduk pada pengujian yang bersifat logis dan empiris
2. Mampu menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi
Sifat dasar Teori Akuntansi
Menurut ES Hendrikson Teori akuntansi memiliki 2 sifat dasar yaitu Prinsip-prinsip
yang menyajikan suatu kerangka acuan umum untuk menilai praktik
akuntansi dan Prinsip-prinsip untuk mengarahkan pengembangan praktik dan
prosedur akuntansi yang baru, sedangkan menurut MC Donald, teori harus memiliki 3 elemen yaitu :
a. Dapat disajikan secara symbol
b. Dapat digabungkan sesuai aturan
c. Dapat menerjemahkan fenomena yang ada
Metodologi Penyusunan Teori Akuntansi
a. Normatif : “Apa yang seharusnya”, untuk menilai sejumlah praktik akuntansi yang seharusnya dilakukan. Misalnya kas di debet, jika utang di kredit.
b. Deskriptif
: “Apa yang terjadi”, untuk menilai sejumlah praktik akuntansi yang
seharusnya dapat digunakan.(dilakukan dengan mencari).
Pendekatan dalam Penyusunan Teori Akuntansi
a. Non-Teoritis:
(1) bersumber dari praktik akuntansi (2) bersifat otoriter untuk
mencari solusi praktek akuntansi bagi pengambilan keputusan (3) kurang
landasan teoritis
b. Teoritis : pendekatan dengan teoritis dapat dibagi menjadi 6 yaitu :
1. Deduktif : asumsi-asumsi dasar yang umum kemudian ditarik kesimpulan khusus
2. Induktif : pengamatan secara khusus kemudian ditarik suatu kesimpulan umum
3. Etis : konsep penyajian yang wajar (fairness), keadilan (justice) bagi semua pihak yang berkepentingan, dan pelaporan yang akurat tanpa kesalahan interpretasi , dan kebenaran (truth)
4. Sosiologis : memperhitungkan dampak yang terjadi akibat pemakaian teknik-teknik akuntansi
5. Ekonomis:
kebijakan dan teknik akuntansi (1) menyajikan realitas ekonomi (2)
mempertimbangkan konsekwensi ekonomi. (manfaat harus lebih besar
daripada biaya)
6. Eklektik : penggabungan dari berbagai pendekatan.
II. Riset Akuntansi dan Metode Ilmiah
Telaah
ilmiah merupakan penjelasan dalam memecahkan masalah yang dapat
menyerupai teka-teki. Bagi para peneliti, teka-teki merupakan masalah
yang dapat diselesaikan atau dapat dipecahkan meskipun dengan memberikan
alasan. Dimana untuk keluar dari teke-teki tersebut peneliti biasanya memakai beberapa pemikiran diantaranya :
- Pemikiran Deduksi (Umum ke Khusus)
Dalam pemikiran deduksi
ini metode yang digunakan adalah metode aksioma atau matematika. Atas
dasar metode ini, perumusan teori diawali dari pemakaian asumsi dasar
dan aturan-aturan yang akan digunakan untuk menarik kesimpulan yang
logis dari masalah yang dianalisis. Kebenaran teori hanya diuji berdasarkan logika analitisnya(operasional matematika)
- Pemikiran Induksi (Khusus ke Umum)
Penalaran
induksi dimulai dengan adanya observasi terhadap seprangkat penomena
tertentu yang merupakan perwujudan dari sesuatu yang dapat memberikan
gambaran umum dari suatu penomena.
III. Sifat Dasar akuntansi Dilihat dari Berbagai Pandangan
Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the American Institute of Certified Public Accountants) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut: Akutansi
adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan
kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam
bentuk satuan uang, dan menginterprestasian hasil proses tersebut.
Pada perkembangan saat ini, akuntansi didefinisikan dengan mengacu pada konsep informasi: Akutansi
adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi
kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik
yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan
ekonomik, dalam membuat pilihan diantara alternatif tindakan yang ada.
Para
akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi
dalam menguraikan perbedaan teori-teori. Pandangan-pandangan tersebut
adalah akuntansi sebagai bahasa, akuntansi sebagai catatan peristiwa
yang lalu, akuntansi sebagai realitas ekonomi saat ini, akuntansi
sebagai sistem informasi, akuntansi sebagai komoditas, dan akhirnya,
akuntansi sebagai sebuah ideology.
Akuntansi sebagai sebuah ideology
Akuntansi
telah dipandang sebagai fenomena ideologi sarana untuk mendukung dan
melegitimasi tatanan sosial, ekonomi dan politik saat ini. Karl Marx
menegaskan bahwa akuntansi melakukan suatu bentuk dan hubungan-hubungan
sosial yang membentuk usaha produktif. Akuntansi juga dipandang
sebagai mitos symbol, dan kegiatan ritual yang mengizinkan penciptaan
suatu tatanan simbolis yang didalamnya agen-agen sosial dapat saling
berinteraksi. Kedua persepsi tersebut juga mewujudkan dalam pandangan
umum merupakan bahwa akuntansi juga instrument rasionalisasi ekonomi dan
alat sistem kapitalisme.
Persepsi
bahwa akuntansi merupakan sebuah instrument rasionalisasi ekonomi
ditunjukkan dengan sangat baik oleh Weber, yang mendefinisikan tindakan
rasionalisasi ekonomi sebagai “perluasan penghitungan kuntitatif atau
akuntansi yang secara teknis dapat dilakukan dan secara nyata dapat
diaplikasikan.” Hal yang sama ditekankan pula oleh Heilbroner yang
menyatakan bahwa:
Praktik yang kapitalis mengubah satuan uang ke dalam satuan alat penghitung cost-profit yang rasional, dimana karya besarnya adalah pembukuan berpasangan yang terutama merupakan produk evolusi rasionalisasi ekonomi, perhitungan cost-profit,
sebagai reaksi terhadap rasionalisasi tersebut, dengan merealiasikan
dan mendefinisikan dan secara numeric, praktik ini sangat mendukung
logika perusahaan.
Akutansi Sebagai Sebuah Bahasa
Akutansi
telah dipandang sebagai bahasa bisnis. Akuntansi merupakan suatu cara
pengkomunikasian informasi tetnang bisnis. Apa yang membuat akuntansi
menjadi sebuah bahasa ? untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat
kesejahteraan potensial antara akuntansi dan bahasa. Hawes mendefinisikan bahasa sebagai berikut:
Simbol-simbol
manusia bukan merupakan tanda-tanda yang disusun secara acak, yang
mengarahkan pada konseptualisasi rujukan yang bersifat tertutup dan
rahasia. Sebaliknya, symbol-simbol manusia disusun
secara yang sistematis dan berpola dengan aturan-aturan khusus yang
mengarahkan penggunaannya. Susunan symbol ini disebut bahasa, dan aturan
yang mempengaruhi pola dan penggunaan symbol tersebut dinyatakan
sebagai tata bahasa.
Jadi,
pengakuan akutansi sebagai bahasa yang didasarkan pada identifikasi
adanya dua komponen tersebut, sebagai dua tingkatan akutansi. Penjelasannya sebagai berikut:
1. Simbol-simbol
atau karakteristik leksikal suatu bahasa adalah unit-unit yang
mengandung arti atau kata-kata yang dapat diidentifikasi dalam setiap
bahasa.
2. Tata
bahasa suatu bahasa mengacu pada susunan sintaksis yang terdapat dalam
setiap bahasa. Dalam akuntansi, tata bahasa merujuk pada serangkaian
prosedur umum yang digunakan dan diikuti dalam penyusunan seluruh data
keuangan untuk keperluan bisnis. Jadi menetapkan hubungan antara tata
bahasa dengan aturan akuntansi dalam pernyataan berikut ini:
Penyandang
gelar CPA (pakar dalam bidang akuntansi) mengesahkan ketetapan
penerapan aturan akuntansi sama seperti seorang pembicara suatu bahasa
mengesahkan ketetapan tata bahasa suatu kalimat. Aturan akuntansi
memformalisasikan struktur yang melekat pada suatu bahasa alamiah.
Akutansi Sebagai Catatan Peristiwa yang Lalu
Umumnya
akutansi dipandang sebuah cara penyajian sejarah perusahaan dan
transaksi yang dilakukannya dengan pihak lain. Konsep pertanggung
jawaban pada dasarnya merupakan ciri hubungan principal (pemilik) dengan agen (manajer). Pengukuran konsep pertanggung jawaban telah dikembangkan dari waktu ke waktu. Bimberg membedakannya dalam empat periode:
1. Periode pure custodial
2. Periode traditional custodial
3. Periode aset-utilization
4. Periode open-ended
Dua
periode pertama mengacu pada kepentingan agen untuk mengembalikan
sumber-sumber daya secara lengkap kepada principal dengan menetapkan
tugas-tugas minimal dalam melaksanakan fungsi pemeliharaan (custodial). Periode
ke tiga mengacu pada kepentingan agen untuk menetapkan inisiatif
pemakaian aset secara mendalam agar sesuai dengan rencana yang telah
disepakati.
Terakhir, periode open-ended berbeda dengan periode aset-utilization dalam hal penetapan pemanfaatan aset yang lebih fleksibel dan memungkinkan agen untuk merencanakan aliran pemanfaatan aset. Bimberg menguraikan konsep terakhir tersebut dalam uraian sebagai berikut:
Konsep
ini tidak menyangkut petunjuk awal, namun juga memastikan kapan batas
waktu sejumlah petunjuk harus diubah. Sama halnya dengan pengendalian
strategis, fungsi pertanggung jawaban mensyaratkan adanya asumsi tingkat
pertanggungjawaban yang signifikan, yang harus dimiliki oleh manajer.
Tekanan kerja mungkin disebabkan oleh adanya kesenjangan struktur dan
adanya ketidakpastian dengan jumlah yang signifikan. Petunjuk-petunjuk
ini yang mungkin menyebabkan sistem pelaporan pada pemilik perusahaan
akan menemui hambatan dalam komunikasi. Di satu sisi adanya kebutuhan pelaporan secara terperinci, disisi lain adanya resiko pelaporan yang terlalu banyak dan kompleks.
Akutansi Sebagai Realitas Ekonomi Saat ini
Akutansi
juga dipandang sebagai cara untuk menggambarkan realitas ekonomi saat
ini. Argumen utama yang mendukung pandangan ini adalah bahwa baik neraca
maupun laporan laba-rugi seharusnya didasarkan pada taksiran yang
menggambarkan realitas ekonomi saat ini daripada kos histories.
Tujuan utama dari pandangan akuntansi ini adalah penetapan pendapatan sesungguhnya (true income), suatu konsep yang menunjukkan perubahan kesejahteraan perusahaan dari suatu periode ke periode selanjutnya.
Akuntansi Sebagai Suatu Sistem Informasi
Akutansi
selalu dipandang sebagai suatu sistem informasi. Pandangan ini
mengasumsikan akutansi sebagai suatu proses yang menghubungkan sumber
informasi atau transmitter (biasanya akuntan), saluran komunikasi, dan
sekumpulan penerima (pengguna eksternal). Dengan menggunakan istilah
dalam proses komunikasi, akuntansi dapat didefinisikan sebagai “proses
menyendikan sejumlah observasi ke dalam bahasa sistem akuntansi,
memanimpulasi sinyal sistem pelaporan, dan mengawasandikan (decoding)
serta mentransmisikan hasilnya.” Pandangan tentang akuntansi ini
memberikan manfaat yang penting baik secara konseptual maupun secara
empiris. Pertama, pandangan ini mengasumsikan bahwa sistem akuntansi
merupakan satu-satunya sistem pengukuran formal dalam organisasi. Kedua,
pandangan ini memunculkan kemungkinan disain sistem akuntansi yang
optimal, yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan informasi yang
bermanfaat (bagi pengguna). Perilaku pengirim (sender) merupakan
hal yang penting baik dalam reaksi terhadap informasi yang disajikan
maupun dalam pemanfaatan informasi yang dibuat. Kedua perilaku ini
merupakan subjek penelitian empiris dalam bidang akuntansi keperilakuan.
C. KESIMPULAN
Dari
apa yang telah dapat di jelaskan dalam artikel diatas dapat dilihat
bahwa teori akuntansi tidak lepas dari praktik akuntansi karena tujuan
utamanya adalah menjelaskan praktik akuntansi berjalan dan memberikan
dasar bagi pengembangan praktik tersebut. Dilihat dari sifat dasarnya
akuntansi memiliki 2 sifat dasar yaitu Prinsip-prinsip
yang menyajikan suatu kerangka acuan umum untuk menilai praktik
akuntansi dan Prinsip-prinsip untuk mengarahkan pengembangan praktik dan
prosedur akuntansi yang baru. Bukan itu saja dimana sifat dasar
akuntansi juga dapat dilihat dari berbagai pandangan, Pandangan-pandangan
tersebut adalah akuntansi sebagai bahasa, akuntansi sebagai catatan
peristiwa yang lalu, akuntansi sebagai realitas ekonomi saat ini,
akuntansi sebagai sistem informasi, akuntansi sebagai komoditas, dan
akhirnya, akuntansi sebagai sebuah ideology. Dengan pembahasan artikel ini diharapkan pemahaman terhadap teori akuntansi dan sifat dasar akuntansi dari berbagai pandangan dapat
lebih mendalam dan informasi yang diperoleh dari artikel ini dapat
menjadi suatu dasar atau pedoman dalam pembahasan mengenai topic atau
judul yang sama untuk selanjutnya.
Daftar Pustaka
- Arfan ikhsan, dan Herkulanus Bambang Suprasto. 2008. Teori Akuntansi & Riset
Multiparadigma, Penerbit: Graha Ilmu,Yogyakarta.
Be the first to like this.